Edukasi Penerapan Problem Focused Coping Dalam Rumah Tangga Untuk Cegah Perceraian
DOI:
https://doi.org/10.58266/jpmb.v4i2.577Keywords:
problem focused coping, edukasi, konflik rumah tangga, pencegahan perceraianAbstract
Perceraian merupakan salah satu permasalahan sosial yang semakin meningkat dan berdampak luas terhadap keharmonisan keluarga maupun tumbuh kembang anak. Salah satu faktor pemicu perceraian adalah ketidakmampuan pasangan dalam mengelola konflik rumah tangga secara adaptif. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan warga dalam menerapkan strategi problem focused coping sebagai upaya preventif terhadap perceraian. Metode pelaksanaan berupa edukasi, diskusi interaktif, dan simulasi penerapan problem focused coping pada berbagai kasus konflik rumah tangga yang relevan dengan kehidupan peserta. Kegiatan diikuti oleh warga dengan antusiasme tinggi, terbukti dari keaktifan bertanya, keterlibatan dalam simulasi, serta komitmen peserta untuk mencoba menerapkan strategi coping yang dipelajari. Hasil yang dicapai dalam kegiatan ini adalah adanya peningkatan pengetahuan dan sikap mengenai problem focused coping dalam penyelesaian masalah rumah tangga yang diukur dengan kuesioner problem focused coping. kegiatan menunjukkan bahwa peserta memperoleh pemahaman lebih baik mengenai cara mengenali masalah, menyusun alternatif solusi, dan mengambil keputusan secara konstruktif dalam menghadapi konflik keluarga. Dengan demikian, edukasi problem focused coping dalam rumah tangga berpotensi menjadi strategi efektif untuk menurunkan risiko perceraian serta meningkatkan keharmonisan keluarga.
References
Adelita Praworo Putri. (2018). Gambaran kecemasan pada ibu tunggal setelah bercerai skripsi.
Annur, mutia. (2023). jumlah kasus perceraian di Indonesia. Databoks. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/11/02/75-kasus-perceraian-di-indonesia-diajukan-pihak-istri#:~:text=Menurut laporan Badan Pusat Statistik,perceraian pasangan yang beragama Islam.
Ashri, F. (2023). kasus perceraian di Cirebon. Kompas.Id. https://www.kompas.id/baca/nusantara/2023/05/30/sekitar-20-pasangan-di-cirebon-bercerai-setiap-hari-pemkab-bentuk-tim
Dell’Isola, R., Durtschi, J., Topham, G., & Gimarc, C. (2021). A New Approach to Marriage Preparation: The Attachment-Differentiation Premarital Model. Journal of Couple and Relationship Therapy, 20(2), 149–173. https://doi.org/10.1080/15332691.2020.1829522
Fadilah, N. U. R. (2016). Konsep Diri Janda Akibat Penceraian.
Fernandasari, F. A., & Dewi, D. K. (2022). Hubungan Antara Attachment dengan Subjektive Well-Being Pada Remaja Akhir Broken Home Damajanti Kusuma Dewi. Character: Jurnal Psikologi Unesa, 9(2), 90–101.
Hald, G. M., Ciprić, A., Sander, S., & Strizzi, J. M. (2022). Anxiety, depression and associated factors among recently divorced individuals. Journal of Mental Health, 31(4), 462–470. https://doi.org/10.1080/09638237.2020.1755022
Husniyati, D. N. (2009). Pengaruh Konsep Diri Terhadap Penerimaan Diri Anak Jalanan (Street Childreen) di RPSA Kota Semarang. 33–42.
Khairani. (2020). Hubungan Kematangan Emosi Dengan Problem Focused Coping Pada Pasangan Suami Istri Yang Menikah Muda Di Kecamatan Suak Setia Kabupaten Aceh Barat Daya. Skripsi Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, 1–86.
Kurniawan, L. S. (2019). Emotional intelligence and marital decision. International Journal of Health Sciences, 3(2), 11–20. https://doi.org/10.29332/ijhs.v3n2.287
Maghfiroh, F. L. (2023). Penyesuaian Diri Perempuan Dewasa Awal Yang Bercerai Adjustment in Young Divorced Women Abstrak. 10(02), 62–79.
Manna, N. S., Doriza, S., & Oktaviani, M. (2021). Cerai Gugat: Telaah Penyebab Perceraian Pada Keluarga di Indonesia. JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, 6(1), 11. https://doi.org/10.36722/sh.v6i1.443
Mone, H. F. (2019). Dampak perceraian orang tua terhadap perkembangan psikososial dan prestasi belajar. Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS, 6(2), 155–163. https://doi.org/10.21831/hsjpi.v6i2.20873
Puspitasari, D. (2022). Pengambilan keputusan perceraian pada perempuan Jawa. INNER: Journal of Psychological Research, 1(4). https://aksiologi.org/index.php/inner/article/view/304%0Ahttps://aksiologi.org/index.php/inner/article/download/304/200
Puspitawati, A., Mauliddina, S., Aliffia, S., Kusumawardani, D. D., & Amalia, R. (2021). Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Tingginya Angka Perceraian Pada Masa Pandemi Covid-19: a Systematic Review. Jurnal Kesehatan Tambusai, 2(3), 10–17. https://doi.org/10.31004/jkt.v2i3.1886
Putri, J. E., Suhaili, N., Marjohan, M., Ifdil, I., & Afdal, A. (2022). Konsep self esteem pada wanita dewasa awal yang mengalami perceraian. Jurnal EDUCATIO: Jurnal Pendidikan Indonesia, 8(1), 20. https://doi.org/10.29210/1202221495
Rineksa, S., Dan, W. N., Chusairi, A., & Psi, M. (2017). Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Resiliensi Pada Remaja Yang Mengalami Perceraian Orangtua. Jurnal Psikologi Kepribadian Dan Sosial , 6(1), 1–11. http://url.unair.ac.id/9a92e446
Schramm, D. G., & Becher, E. H. (2020). Common Practices for Divorce Education. Family Relations, 69(3), 543–558. https://doi.org/10.1111/fare.12444
Sorek, Y. (2019). Children of divorce evaluate their quality of life: The moderating effect of psychological processes. Children and Youth Services Review, 107(May). https://doi.org/10.1016/j.childyouth.2019.104533
Thadathil, A., & Sriram, S. (2020). Divorce, Families and Adolescents in India: A Review of Research. Journal of Divorce and Remarriage, 61(1), 1–21. https://doi.org/10.1080/10502556.2019.1586226
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Sri Wahyuni, Pipih Muhopilah, Rahayu Setyowati

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.















